Laman

Rabu, 26 September 2012

MITOSIS AKAR BAWANG



A.             Kromosom
Dalam sel yang sedang membelah, kromosom biasanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa. Akan tetapi untuk mempelajari strukturnya yang halus harus digunakan mikroskop elekton. Salah satu bagian dari kromosom dinamakan sentromer, yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatis (sel tubuh, kecuali sel kelamin) mengandung satu set kromosom yang diterimanya dari induk. Kromosom-kromosom yang berasal dari induk betina bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk jantan. Maka kromosom itu disebut dengan kromosom homolog. Karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat di dalam sel somatis, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu set kromosom haploid suatu spesies dinamakan genom (Suryo,2008).
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer atau kinetokor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema dengan gen berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel (Sastrosumarjo, 2006).

2.2              B. Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya (Satrosumarjo, 2006). Kromosom pada metafase mitotik mengalami kondensasi dan penebalan yang maksimal, sehingga  kromosom pada tahap ini dapat diamati dengan lebih jelas panjangnya dan letak sentromernya. Setelah panjang total dan letak sentromernya diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan analisis kariotipe.
Satrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metakinesis, metafase, anafase, dan telofase.
Tahapan-tahapan mitosis diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut (Satrosumarjo, 2006):
1.            Interfase
Interfase atau stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang berlangsung lama karena pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme serta pembentukan dan sintesis DNA. Maka sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan bahwa interfase merupakan fase istirahat, karena sebenarnya pada fase ini sel bekerja dengan sangat berat. Interfase dibedakan lagi menjadi tiga fase, yaitu fase G1, S, dan G2.
2.         Profase
Pada fase profase, terjadi pemadatan (kondensasi) dan penebalan kromosom. Kromosom menjadi memendek dan menjadi tebal, bentuknya memanjang dan letaknya secara random di tengah-tengah sel, terlihat menjadi dua untai kromatid yang letaknya sangat berdekatan dan dihubungkan oleh sebuah sentromer. Mendekati akhir profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang dan terbentuk benang-benang spindel.
3.      Metafase
Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju bidang equator. Benang-benang gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar di tengah-tengah equator. Sehingga sangat baik dilakukan analisis kariotipe pada fase ini. Analisis kariotipe dapat dimanfaatkan untuk : 1) analisis taksonomi yang berhubungan dengan klasifikasi mahluk hidup. 2) analisis galur substitusi dari monosomik atau polisomik, dan 3) untuk studi reorganisasi kromosomal.
4.      Anafase
Fase ini dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap-tiap pasang kromosom berpisah, masing-masing kromatid bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. Pemisahan ini dimulai dari membelahnya sentromer. Sentromer yang telah membelah kemudian ditarik oleh benang gelendong ke kutub yang berlawanan bersama dengan kromatidnya. Pergerakan kromosom ke kutub diikuti pula oleh bergeraknya organel-organel dan bahan sel lainnya. Ciri khusus yang terlihat pada saat anafase adalah kromosom terlihat seperti huruf V atau J dengan ujung yang bersentromer mengarah ke arah kutub. Pada saat ini, jumlah kromosom menjadi dua kali lipat lebih banyak.
5.      Telofase
Pada fase ini, membran nukleus terbentuk kembali, kromosom mulai mengendur dan nukleolus terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua yang diikuti oleh terbentuknya dinding sel baru yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma, atau bahan baru yang lainnya. Pembelahan ini juga membagi sitoplasma menjadi dua. Pada akhir dari fase ini, terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya.


Gambar 2.1 Pembelahan Sel secara Mitosis
                                                   Sumber Gambar: (Anonim, 2005)
2.1              C. Pembelahan Mitosis Bawang Bombay Kuning
Klasifikasi bawang bombay:
Kingdom                     : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta
Classis                         : Liliopsida
Sub Classis                  : Liliidae
Ordo                            : Liliales
Familia                        : Liliaceae
Genus                          : Allium
Species                        : Allium cepa L.

Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16. Hal ini sangat membantu dalam  mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya (Sastrosumarjo, 2006).
 
Penampakan kembali nukleus, merupakan tanda bahwa mitosis sudah berakhir. Sitokinesis pada sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan, pada sel tumbuhan tidak terbentuk lekuk cleavage.  Hal ini disebabkan karena adanya dinding sel yang kaku.  Sitokinesis pada dinding sel tumbuhan tinggi melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang tersusun paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang mikrotubula ke arah equator.  Vesikula-vesikula tersebut selanjutnya terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula fragmoplas mengalami overlap.  Kemudian  berfusi satu sama lain membentuk lempeng sel (cell plate).  Lempeng sel meluas secara lateral  hingga mencapai membran plasma, dan dua sel baru terpisah secara sempurna dengan terbentuknya dinding sel baru (Schultz-Schaeffer, 1980).
Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Jaringan akar bawang bombay (Allium cepa) merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis (Sugiri, 1992). Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel iduknya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Pembelahan Mitosis. [Online] Tersedia: http://yourist.student.umm.ac.id. (6 Mei 2012
Campbell, N. A., Reece, J. B dan Mitchel. L. G. (2008). Biologi Edisi Kedelapan-Jilid I. Jakarta : Erlangga
Desedtia,. dkk. (2011). Pembelahan Sel Periode Mitosis. Universitas Mulawarman. FPMIPA. Samarinda : Tidak diterbitkan.
Frankhauser, D.B. 2006. Sprouting Anion Roots. [Online] Tersedia: http://biology.clc.uc.edu/fankhauser/Labs/BioLab_112/Mitosis_Meiosis/Mitosis_Meiosis.html.  (6 Mei 2012)
Kimball, J W. (1983). Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta
Nasco. 2009. DNA/Chromosome Staning Lab. [Online] Tersedia: http://enasco.com. (6 Mei 2012)
Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium. Bogor: IPB Press.
Schulz-Schaeffer, J. 1980. Cytogenetics : Plants, Animals, Humans. New York: Springer-Verlag.
Sugiri, N. 1992. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar