Laman

Kamis, 17 November 2011

Metabolisme (secara singkat)

Metabolisme secara harfiah mempunyai arti perubahan yang dipakai untuk menunjukan semua transformasi kimia dan tenaga yang timbul di dalam tubuh, atau secara sederhana adalah penggunaan makanan oleh tubuh. Hewan dalam hidupnya selalu memerlukan energi untuk pertumbuhan, produksi, bekerja dan mempertahankan suhu tubuh agar kehidupanya berlangsung optimal. Sumber energy tersebut berasal dar pembakaran atau oksidasi karbohidrat, protein dan lemak yang menghasilkan H20 dan energi. (Djamhur, dkk.)

Jadi pada intinya metabolisme merupakan suatu proses fisiologis yang berhubungan dengan proses penguraian dan pembentukan zat-zat didalam organism hidup. Metabolisme terdiri dari anabolisme (pembentukan molekul-molekul sederhana) dan katabolisme ( penguraian molekul-meolekul kompleks). (Rumanta, TT).

Zat makanan yang dikatabolisme diantaranya karbohidrat, protein dan lemak. Secara sederhana dapat dilihat dalam bagan di bawah.

Gambar 1.1 Hubungan katabolisme karbohidrat, lipida, protein dan asam nukleat

Sumber: Anonim, 2005

Pada gambar diatas tampak adanya hubungan yang sangat erat anatara jalur utama katabolisme zat makanan. Dalam system pencernaan manusia, lemak akan erpecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dalam sel akan mengalami degradasi melalui oksidasi beta asam lemak sehingga di hasilkan asetil-KoA. Asetil-KoA ini selanjutnya akan bergabung dalam jalur utama metabolisme energi.

Rabu, 16 November 2011

Parasitologi (parasit dan parasitisme)

PARASITOLOGI

A. Parasit

Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup sementara atau tetar pada permukaan atau di dalam jasad hidup lain untuk mengambil makanan dan dan mempelajari hubungan antara jasad-jasad tersebut dengan inangnya.

Definisi tentang parasit sangat bervariasi dan tak ada definisi yang tepat, karna definisi tentang parasit berdasarkan atas fakta-fakta yang ditemukan dan fakta adalah kebenaran . definisi yang paling umum tentang parasit adalah suatu binatang atau tumbuhan yang hidup dari pemberian inangnya. Arti kata parasit itu sendiri adalah dekat makanan , dan kata tersebut tidak menunjukan pada arti penyakit.

Definisi selanjutnya, parasit adalah suatu organism yang tergantung pada inangnya perihal sintesis dari 1 atau lebih zat-zat makanan esensial untuk keperluan metabolism. Sintesis zat-zat makanan itu memerlukan enzim-enzim. Atas dasar ini definisi parasit mencakup makhluk yang hidup bebas, tetapi tidak memiliki satu atau lebih enzim, oleh karena itu parasit tersebut berusaha untuk hidup pada mahkluk hidup lainnya untuk memiliki enzim-enzim tersebut. Dengan kata lain suatu parasit memerlukan beberapa faktor vital, di mana faktor-faktor tersebut hanya dapat diperoleh dari inangnya.

Pendapat lain, parasit adalah makhluk yang mengadakan invasi untuk mendapatkan makanan, tempat tinggal, perlindungan dan kesempatan berbiak di dalam inangnya.

J.V Van Beneden menyatakan, parasit adalah makhluk hidup yang hidupnya dari pemberian tetangganya dan hanya menggunakan keuntungan yang diambil dari tetangganya tersebut, tetapi parasit tersebut harus berhati-hati atas pengambilan keuntungan tersebut karna bisa membahayakan parasitnya sendiri.

N.H Swellengrebel menggambarkan parasit sebagai makhluk hidup yang non-patogen yang menjaga atau menghindari kerugian bagi inangnya maupun bagi dirinya sendiri.

Harold W. Brown menyatakan bahwa parasit biasanya dipakai untuk jasad yang lebih lemah yang mengambil makanan dan perlindungan dari jasad lain yang memperoleh segala keuntungan dari pada hubungan itu. Dan inangnya bisa menderita kelainan fungsi dan kelain organik.

Secara keseluruhan definisi parasit didasarkan atas beberapa hal sebagai berikut :

a) Tempat dan cara pengambilan makanan dari inangnya

b) Tetap tidaknya parasit itu berada dalam tubuh inang

c) Sifat patogenitasnya

d) Jumlah individu spesies parasit yang mendiami inang

e) Tingkatan parasitnya (parasit yang hidup di dalam tubuh parasit lainnya)

a) Tempat dan cara pengambilan makanan dari inangnya

Jika parasit itu hidup pada permukaan luar dari tubuh inang, maka parasit itu disebut ektoparasit. Contohnya : lintah, kutu anjing, kutu kucing, kutu manusia dan kutu kerbau .

Parasit-parasit tersebut mengambil makanan dipermukaan luar tubuh inang atau mereka hidup pada kulit inang sekaligus mengambil makanan dari permukaan luar tubuh inang mereka.

Jika parasit-parasit itu hidup di dalam tubuh inang, maka parasit itu disebut endoparasit. Tempat-tempat yang didiami juga pada berbagai alat-alat dan jaringan tubuh. Contonya :

· Parasit yang hidup didalam saluran pencernaan, antara lain: Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Taenia solanum dan sebagainya.

· Parasit yang hidupnya di otot-otot, antara lain: Trichinella spiralis membuat cyste dan hidupnya di dalam oto babi, tikus, kucing, anjing, beruang hitam dan juga di dalam otot manusia.

· Parasit yang hidup di dalam jaringan darah, antara lain: cacing Filaria Wuchereria bancrofrti. Yang bahkan hidup di dalam sel-sel darah seperti Plasmodium (parasit malaria).

b) Tetap tidaknya parasit itu berada dalam tubuh inang

Ada beberapa pembagian mengenai tempat parasit berada dalam inangnya, antara lain:

· Parasit Fakultatif Jika parasit itu dapat hidup bebas dan dapat juga hidup sebagai parasit.

· Parasit Obligat Jika parasit itu berdiam secara permanen di dalam tubuh inang dan kehidupannya seluluhnya tergantung pada inangnya.

· Parasit Insidentil Jika parasit itu secara kebetulan bersarang di dalam tubuh suatu inang yang biasanya tidak dihinggapinya.

· Parasit Temporer jika parasit itu sebagian dari masa hidupnya hidup bebas, dan sewktu-waktu mencari inang untuk mendapatkan makanan.

· Parasit Permanen Jika parasit itu tinggal pada permukaan atau di dalam tubuh inang sejak permulaan sampai dewasa.

c) Sifat patogenitasnya

· Parasit Patogen Jika parasit itu menyebabkan kerusakan pada inang karena pengaruh mekanik, tranmekanik atau toksik.

· Parasit Semu atau Koprozoik jika suatu spesies asing melewati alat pencernaan (tractus digestivus) tanpa menyebabkan infeksi pada manusia.

d) Jumlah individu spesies parasit yang mendiami inang

· Multyparasitisme adalah hidup antara banyak individu dari 2 spesies atau lebih dengan satu inangnya. Contohnya : Lalat Angitia dan larva Tawon Apauteles yang hidupnya parasit pada larva Plutella.

· Superparasitisme adalah hidup bersama antara banyak parasit dari satu spesies dan satu inangnya. Contohnya : pada penyakit malaria, spesies Plasmodium vivax, dalam jumlah yang sangat banyak menginfeksi darah manusia.

e) Tingkatan parasitnya (parasit yang hidup di dalam tubuh parasit lainnya)

Tingkatan disini maksudnya maksudnya, bahwa ada parasit hidup pada parasit lain sampai 1-3 tingkatan atau lebih. Yang mana parasit pertama diinfeksi parasit kedua, parasit kedua diinfeksi parasit ketiga dan demikian seterusnya. Parasit itu disebut Hyperparasitisme. Jadi pengertian Hyperparasitisme adalah hidup bersama di mana makhlukmakhluk parasit hidup dalam parasit lainnya.

Contohnya :

· Banyak burung diinfeksi parasit serangga tertentu, lalu serangga ini diinfeksi bakteri dan selanjutnya bakteri ini diinfeksi virus(4 tingkatan)

· Kutu-kutu besar mempunyai parasit kutu-kutu kecil dan kutu-kutu kecil ini mempunyai kutu-kutu yang lebih kecil.

B. Parasitisme

Parasitisme mencakup setiap hubungan timbal balik antara suatu spesies dengan spesies lain untuk kelangsungan hidupnya. Hubungan ini dapat berlangsung sementara atau permanen. Menurut Clark P. Read (1977) dalam bukunya Animal Parasitime tentang parasitisme yang mengkaitkannya dengan penyakit yang berdasarkan pada fakta, dan penekanan utama pada penyakit-penyakit sebagai manifestasi dari parasitisme yang mencakup manusia dan binatang peliharaannya.

Meskipun penyakit sering dinyatakan sebagai manifestasi dari parasitisme, kita harus hati-hati dan definisi parasitisme harus ditekankan pada batasan-batasan ekologi. Jadi parasitisme adalah suatu cara kehidupan suatu makhluk hidup lain dari spesies yang berbeda sebagai inang baik sebagai habitatnya maupun sumber makanannya. Dalam kategori ekologi secara luas dikenal sebagai simbiosis.

Parasitisme sebagai sutu kategori simbiosis memperlihatkan cirri utama yaitu parasit itu tumbuh dan berbiak di dalam tubuh atas pemberian inangnya. Dalam piramida biomass kedudukan parasit berada pada puncak piramida

GAMBAR 1. Kedudukan parasit dalam piramida biomassa

Istilah parasitisme mencakup baik inangnya maupun makhluk hidup parasit tersebut. Inang sebagai habitat parasit itu bersifat responsif tidak hanya terhadap lingkungan eksternal tetapi juga terhadap perubahan-perubahan lingkungan internal yang dihasilkan parasit-parasit tersebut.

Pengertian yang lebih dalam mengenai parasitisme memerlukan pengertian yang khusus tentang fisiologi inangnya dan fisiologi parasit tersebut karena penyesuaian fisiologis dari parasit itu terhadao inangnya, sehingga terjadi hubungan yang obligat. Seperti pada Cacing pita, Taenia solium mengadakan penyesuaian fisiologis kepada manusia sebagai berikut :

1. Memiliki kutikula yang berfungsi untuk melindungi terhadap pencernaan enzim usus manusia yang bersifat alkalis.

2. Tekanan asmotik internalnya lebih rendah daripada cairan usus inangnya (manusia)

3. Cacing pita ini mempunyai toleransi pH yag tinggi (pH4 -11).

4. Jaringan cacing pita ini kadar glikogennya tinggi (60% dari berat kering) dan banyak lipid, tetapi sedikit protein.

5. Dapat bernafas tanpa 02 (anaerobic respiration).

Senin, 14 November 2011

Transpirasi

Air merupakan salah satu factor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan dinamakan transpirasi.

Pada umumnya transpirasi ini terjadi melalui daun akan tetapi dapat juga melalui permukaan tubuh yang lainnya seperti batang. Oleh karena itu dikenal 3 jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui stomata, melalui kutikula, dan melalui lentisel.

Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin).

Pada tanaman darat umumnya stomata terdapat pada permukaan daun bagian bawah, sementara pada tanaman air stomata terdapat pada permukaan atas daun. Semakin banyak jumlah stomata maka proses transpirasi dapat berlangsung lebih cepat. Lubang stomata yang tidak bundar melainkan oval memiliki hubungan dengan intensitas pengeluaran air. Juga yang jarak antar stomata satu dengan yang lain dapat mempengaruhi intensitas penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang stomata yang satu akan menghambat penguapan dari lubang stomata yang berdekatan.Temperatur berpengaruh pada membuka dan menutupnya stomata. Pada banyak tanaman stomata tidak berserdia membuka jika temperatur ada disekitar 0 ◦C Menurut pendapat Dwijoseputro, 1986 faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi adalah: 1)Kelembaban; Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara.

Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap air keluar tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada di dalam rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air didaun dan atmosfer dua kali lebih besar dari kelembaban relatif 70%. 2) Suhu; Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 100 – 200F lebih tinggi dari pada suhu udara 3). 3.) Cahaya; Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu: a. Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi energi radiasi b. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata, dengan mekanisme tertentu. 4). Angin; Angin cenderung untuik meningkatkan laju transpirasi, baik didalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. 5). Kandungan air tanah; Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut.

Salah satu cara untuk mengevaluasi seberapa efisien sebatang tumbuhan menggunakan air adalah dengan menentukan rasio transpirasi terhadap fotosintesisnya, yaitu jumlah air yang hilang per gram CO₂ yang diasimilasikan menjadi bahan organik melalui fotosintesis. Tumbuhan yang efisien akan menguapakan air dalam jumlah yang lebih sedikit untuk membentuk struktur tubuhnya (bahan keringnya) dibandingkan dengan tumbuhan yang kurang efisien dalam memanfaatkan air. (Campbell et all 2003)

DAFTAR PUSTAKA

Wazza, Agus. 2010. Biologi Punya Blog: Transpirasi. [Online] Tersedia http://agushome.blogspot.com (Diakses: 1 Oktober 2011)

Filter, W.G. 1989. FISIOLOGI LINGKUNGAN TUMBUHAN. Gadjah mada University press. Yogykarta

Heddy,S.1982. BIOLOGI PERTANIAN. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang

Tim Fisiologi Tumbuhan. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI.


Potensial Air

Air mampu melarutkan lebih banyak bahan daripada zat cair umum lainnya. Hal ini memiliki tetapan dielektrik yang termasuk paling tinggi, yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik menarik antar muatan listrik. Karena sifat itu, air menjadi pelarut yang amat kuat bagi elektrolit dan molekul polar seperti gula. Molekul air secara aktif terlibat dalam reaksi kimia yang menjadi dasar kehidupan. Misalnya, bersama dengan molekul karbondioksida. Air merupakan bahan mentah bagi fotosintesis. Volume air yang besar mempunyai lebih banyak energi bebas daripada volume yang lebih kecil dalam kondisi yang sama. Energi bebas per mol substansi di dalam suatu sistem kimia disebut potensial kimia. Potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperature konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Hubungan air dan tanaman, potensial kimia dan air sering dinyatakan dengan istilah potensial air.
Potensial air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah (dari larutan encer ke larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung air daripada larutan pekat).
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air. Sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan ke dalam seri larutan yang telah diketahui potensialnya, maka potensial air jaringan tumbuhan dapat dihitung. Jika potensial osmosis diluar sel lebih besar daripada potensial osmosis di dalam sel, maka air berdifusi masuk ke dalam sel (mengalami turgid), sehingga larutan menjadi hipotonis. Namun jika potensial osmosis di luar sel lebih kecil daripada di dalam sel maka, air berdifusi ke luar dan sel akan mengalami plasmolisis (sel menjadi mati), kondisi ini larutan menjadi hipertonis. Dan jika potensial osmosis diluar sel sama besarnya dengan potensila osmosis di dalam sel maka tidak akan ada gerakan air (konsentrasi seimbang), maka larutan ini mengalami isotonis. (Agus Wazza, 2010)
Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose karena osmose merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membrane protoplasma adalah merupakan membrane pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Heddy, 1987)
Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas yang di kandung di dalam air dalam bentuk potensial air (ψ). Definisi dari potensial air adalah energi per unit volume air, potensial air berbanding lurus dengan suhunya (Fitter, A.h dan Hay, R.K.M, 1981)

Daftar Pustaka

Wazza, Agus. 2010. Biologi Punya Blog: Potensial Air. [Online] Tersedia http://agushome.blogspot.com
Filter, W.G. 1989. FISIOLOGI LINGKUNGAN TUMBUHAN. Gadjah mada University press. Yogykarta
Heddy,S.1982. BIOLOGI PERTANIAN. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Tim Fisiologi Tumbuhan. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI.

Imbibisi Pada Biji

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem. (Wazza, 2010).

Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses, difusi, osmosis, transpor aktif, dan imbibisi. Imbibisi merupakan salah satu proses difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Proses imbibisi tidak melibatkan membrane seperti pada peristiwa osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan-permukaan struktur mikroskopik dalam sel tumbuhan, seperti selulosa, butir pati, protein, dan bahan lainnya yang dapat menarik dan memegang molekul-molekul air dengan gaya tarik antarmolekul. (Wazza, 2010).

Peristiwa imbibisi juga bisa dikatakan sebagai suatu proses penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Misalnya masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam. Perbedaan antara osmosis dan imbibisi yaitu pada imbibisi terdapat adsorban. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. (Wazza, 2010).

Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu temperatur dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temperatur tidak mempengaruhi kecapatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-duanya.

Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air, air akan masuk ke ruang antarsel penyusun endosperm secara osmosis. Peristiwa tersebut termasuk peristiwa imbibisi. Kecepatan imbibisi berbanding lurus dengan kenaikan suhu dan berbanding terbalik dengan kenaikan konsentrasi zat. (Wazza, 2010).

Dinding sel hidup selalu rembes dan kadang-kadang dikelilingi oleh larutan cair yang sinambung dari satu sel ke sel lainnya, sehingga membentuk suatu jalinan pada seluruh tumbuhan. Dipandang dari sudut hubungannya dengan larutan ini, sebuah sel tumbuhan biasanya dapat dibandingkan dengan sistem osmosis tipe tertutup. Kedua selaput sitoplasma, yaitu plasmalema di sebelah luar dan tonoplas di sebelah dalam, kedua-duanya sangat permeabel terhadap air, tetapi relatif tak permeabel terhadap bahan terlarut, sehingga untuk mudahnya seluruh lapisan sitoplasma itu dapat dianggap sebagai membran sinambung dan semi-permeabel. (Yusuf, 2009).

Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid (Yusuf, 2009).

Banyak benda-benda kering atau benda setengah padat dapat menyerap air (absorpsi) karena benda-benda tersebut mengandung materi koloid yang hidrofil. Hidrofil artinya menarik air. Contoh pada tumbuhan misalnya biji yang kering. Penyerapan air dipengaruhi oleh faktor dalam (disebut pula faktor tumbuhan) dan faktor luar atau faktor lingkungan (Yusuf, 2009).
 Faktor dalam terdiri dari:
a. Kecepatan transpirasi : semakin cepat transpirasi makin cepat penyerapan.
b. Sistem perakaran : tumbuhan yang mempunyai system perakaran berkembang baik, akan mampu mengadakan penyerapan lebih kuat karena jumlah bulu akar semakin banyak.
c. Kecepatan metabolisme : karena penyerapan memerlukan energi, maka semakin cepat metabolismem (terutama respirasi) akan mempercepat penyerapan. (Yusuf, 2009)

 Faktor lingkungan terdiri dari:
a. Ketersediaan air tanah : tumbuhan dapat menyerap air bila air tersedia antara kapasitas lapang dan konsentrasi layu tetap. Bila air melebihi kapasitas lapang penyerapan terhambat karena akan berada dalam lingkungan anaerob.
b. Konsentrasi air tanah : air tanah bukan air murni, tetapi larutan yang berisi berbagai ion dan molekul. Semakin pekat larutan tanah semakin sulit penyerapan.
c. Temperatur tanah : temperatur mempengaruhi kecepatan metabolism. Ada temperatur optimum untuk metabolisme dan tentu saja ada temperatur optimum untuk penyerapan.
d. Aerasi tanah: yang dimaksud dengan aerasi adalah pertukaran udara, yaitu maksudnya oksigen dan lepasnya CO2 dari lingkungan. Aerasi mempengaruhi proses respirasi aerob, kalau tidak baik akan menyebabkan terjadinya kenaikan kadar CO2 yang selanjutnya menurunkan pH. Penurunan pH ini berakibat terhadap permeabilitas membran sel. (Yusuf, 2009)


Daftar Pustaka

Tim Fisiologi Tumbuhan. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI.
Wazza, Agus. 2010. Peristiwa Imbibisi Pada Biji. [Online]. Tersedia: http://agushome.blogspot.com/2010/07/peristiwa-imbibisi-pada-biji.html (Diakses: 23 September 2011)
Yusuf, Andi Rezki Ferawati. 2009. Laporan Praktikum Imbibisi. [Online]. Tersedia: http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/category/fisiologi-tumbuhan/ (Diakses: 23 September 2011)

Akumulasi Hara Mineral Dalam Sel Tumbuhan

Setiap organisme akan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan, tidak terkecuali tumbuhan. Pada tumbuhan, agar dapat tumbuh dan berkembang, tumbuhan memerlukan beberapa faktor penunjang diantaranya yaitu media tumbuh, unsur hara, air, cahaya matahari, dan sebagainya. Namun ada beberapa faktor penunjang pertumbuhan dan perkembangan tersebut kurang mencukupi apa yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut, sehingga proses pertumbuhan dan perkembangannya menjadi terganggu bahkan terhenti sama sekali. (Nunung Haerani, 2009)

Seperti manusia, tumbuhan memerlukan makanan yang sering disebut hara tumbuhan. Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tumbuhan menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya. (Ketut Juliantra, 2009)

Dengan fotosintesis, tumbuhan mengumpulkan karbon yang ada di atmosfer yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tumbuhan dinamakan hara tumbuhan. Mekanisme perubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime. (Ketut Juliantra, 2009)

Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tumbuhan, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya tumbuhan yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kesehatan. (Ketut Juliantra, 2009)

Pada umumnya status nutrisi pada tanaman paling baik dicerminkan oleh kandungan hara mineral pada daun dibandingkan dengan organ-organ lain. Oleh karena itu daun biasanya paling sering digunakan sebagai sampel dalam analisis tanaman. Namun demikian dalam beberapa jenis tanaman dan jenis-jenis hara tertentu kadang-kadang kandungannya berbeda antara lembaran daun . Untuk tanaman buah-buahan seringkali buahnya merupakan indikator paling baik terutama untuk kalsium dan boron yang sangat terkait erat dengan kualitas buah dan daya simpan. (Nunung Haerani, 2009)

Penggunaan organ daun sebagai sampel juga perlu mempertimbangkan umur daun tergantung jenis hara yang akan dianalisis. Untuk hara Cl-, N, K dan Mg daun dewasa lebih baik digunakan sebagai indikator status hara karena pada daun muda ketiga hara tersebut konsentrasinya konstan .Untuk kalium, daun muda tidak cocok sebagai indikator karena taraf defisiensi dan toksik berkisar hanya dari 3,0 sampai 3,5% dibandingkan dengan 1,5 sampai 5,5% pada daun dewasa. Sebaliknya untuk Ca, daun muda lebih cocok digunakan sebagai indkator karena gejala defisiensi pertama terjadi pada bagian tersebut. (Nunung Haerani, 2009)

Untuk tanaman tingkat tinggi terdapat 13 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro (N, P, K, S, Mg dan Ca) den kelompok hara mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl) (Janick et al, 1974; Hartmanet al., 1981; Baligar dan Duncan, 1990). Selanjutnya Brown et al. (1987dalam Salisbury dan Ross,1992) menyajikan daftar unsur hara esensial dan konsentrasinya dalam jaringan yang diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Disebutkan bahwa nilai konsentrasi tesebut menjadi pedoman yang berguna bagi para ahli fisiologi, pengelola kebun dan petani, karena konsentrasi unsur-unsur dalam jaringan (terutama dalam daun terpilih) lebih dapat dipercaya dari analisis tanah untuk menunjukkan apakah tanaman akan tumbuh lebih baik dan/atau lebih cepat jika unsur tertentu diberikan lebih banyak. (Nunung Haerani, 2009)

Salah satu metode untuk menentukan unsur hara yang esensial bagi tanaman dan berapa banyaknya adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur itu. Salisbury dan Ross (1992) menyebutkan berdasarkan hasil analisis modern terhadap daun yang paling dekat dengan tongkol jagung muda (daun bendera) yang diambil dari daun jagung dikebun yang dipupuk dengan baik menunjukkan adanya konsentrasi 3 unsur esensial tambahan pada jagung yaitu seng, tembaga dan boron. Sedangkan untuk mengetahui kadar Cl adalah dengan titrasi perak nitrat yang ditambah dengan larutan kalium kromat. (Nunung Haerani, 2009)